Seraut wajah duka;
Kusam! Disengat kemarau panjang,
Mencari embun rindu yang entah kemana?
Seraut wajah duka;
Lelah! Bermandi gerimis,
Dalam rinai tangis entah untuk siapa?
Seraut wajah duka;
Layu! Menggigil di penghujung musim gugur,
Menanti sekuntum cinta dalam bayang2 kenangan yang menyiksa...
(Ohh! Alangkah nikmatnya samsara...)
Senin, 29 September 2014
Senin, 01 September 2014
Puisi Jamu
Menyusuri pagi ditemani matahari
Jajakan minuman warisan leluhur
Tak peduli letih mengeluh
Hiraukan keringat terbakar terik
Dengan semangat susuri pelosok jalan
Tak kenal lelah senantiasa
berteriak:
"...Jamu....jamuu....jamuuu..."
Djampi
dan Oesodo
Ramuan disertai doa yang
menyehatkan
Menyehatkan Masyarakat, Melestarikan
Budaya!
Sabtu, 30 Agustus 2014
Senja Hitam
Hidupku kini;
hanya mendesahkan sunyi!
Kelamnya lamunan;
begitu erat memeluk hampa!
kerinduan menjadi belenggu;
mengikat semua kenangan menjadi airmata!
senjapun menghitam;
seiring sirnanya bayangan dirimu....
senjapun menghitam;
seiring sirnanya bayangan dirimu....
Kamis, 28 Agustus 2014
Rindu Rembulan
Tak ada yang lebih ku sukai dari pada malam!
selimut dinginnya membangkitkan;
sejuta rindu akan hangat belaimu!
kesunyianya membisukan dendang;
selaksa resah kabar darimu!
gelap tabirnya membuatku berharap;
kau hadir dalam rupa indahnya temaram rembulan...
kau hadir dalam rupa indahnya temaram rembulan...
SUJUD
Di sepertiga malam
Ku tersungkur mematung sujud!
Memunajatkan segala kesah
Dalam Doa berlinang air mata;
Ya Robb! Bawalah cinta ini
Ke dalam istana keridhoan Mu,
Jadikanlah kami seperti;
Yusuf dan Zulaikha!
Ku tersungkur mematung sujud!
Memunajatkan segala kesah
Dalam Doa berlinang air mata;
Ya Robb! Bawalah cinta ini
Ke dalam istana keridhoan Mu,
Jadikanlah kami seperti;
Yusuf dan Zulaikha!
Senin, 25 Agustus 2014
Sebatang Rokok
Dalam nyala sebatang rokok;
Ku temukan bayang dirimu!
Asapnya membuatku rindu;
Akan semerbak harummu!
Nikotin yang terhisap;
Ku temukan bayang dirimu!
Asapnya membuatku rindu;
Akan semerbak harummu!
Nikotin yang terhisap;
Mengekstasi semua kenangan indah!
Walau terasa sesak;
Namun ingin terus ku hisap!
Penantianku bagaikan rokok yang terbakar;
Semakin menyusut menjadi abu tak berguna!
Namun, kembali ku nyalakan sebatang rokok
Untukmu: Cinta!
Namun ingin terus ku hisap!
Penantianku bagaikan rokok yang terbakar;
Semakin menyusut menjadi abu tak berguna!
Namun, kembali ku nyalakan sebatang rokok
Untukmu: Cinta!
Sabtu, 23 Agustus 2014
Rindu
"Rindu mu"
Petik suara yankim-mu;
kembali terdengar lirih
diantara gemersik kabut tebal kerinduan!
terbayang tangan putih nan lembut;
gemetar di bekukan dinginnya kesunyian!
wajah yang layu, tertunduk;
menyembunyikan tetes demi tetes
linang-kenangan indah...
Petik suara yankim-mu;
kembali terdengar lirih
diantara gemersik kabut tebal kerinduan!
terbayang tangan putih nan lembut;
gemetar di bekukan dinginnya kesunyian!
wajah yang layu, tertunduk;
menyembunyikan tetes demi tetes
linang-kenangan indah...
"Rindu ku"
Ternyata desah ini:
selalu mentasbihkan namamu!
ternyata mata ini;
selalu menjelmakan wajahmu!
ternyata mulut ini;
tak kuasa mengucapkan sepatah kata!
selain:....rindu!
Jumat, 22 Agustus 2014
Merah Putih Cintaku!
Merah Putih Cintaku!.
...
And I read the poem I've written
and I'll make the whole world listen
in the silence just 4U;
...
Jika bendera itu merah
demikian juga cintaku;
membara seperti api abadi
di ketinggian gunung olympus!
jika bendera itu putih
seperti itu pula cintaku;
suci dalam keabadian
keanggunan megahnya taj mahal!
Jumat, 15 Agustus 2014
Merdeka atau Mati!
Merdeka atauaMati!
"...
Lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita,
bukan satu alasan untuk kita tinggalkan!
..."
Dua bait lirik itu begitu memekakkan telinga
bagaikan gelegar pekik: "Merdeka atau Mati!"
diantara dentum meriam dan granat
serta desing peluru...
Kamis, 14 Agustus 2014
Pagi Ini
Pagi ini,
Aku enggan melihat beningnya embun;
Yang mengingatkanku pada kemilau senyummu!
Pagi ini,
Ku tulikan pendengaranku dari simponi kicau burung,
Karena merdunya seperti suaramu!
Pagi ini,
Ku benci matahari yang bersinar begitu indahnya;
Jelmaan sempurna pesona rupamu!
Pagi ini,
Aku hanya ingin
secangkir kopi dan sebatang rokok saja, Tuhan!
Rabu, 06 Agustus 2014
Rembulan Dan Bintang
Duhai rembulanku!
mengapa kau cemburui
kesunyian malam-malam kelam
yang kini setia menemaniku?
kesunyian malam-malam kelam
yang kini setia menemaniku?
adakah lirih gemirsik angin
yang mendesahkan kesah nafasku
membuatmu gelisah??
yang mendesahkan kesah nafasku
membuatmu gelisah??
atau dekapan dinginnya
yang membekukan bongkahan hasratku
membuatmu murka?
yang membekukan bongkahan hasratku
membuatmu murka?
jujur! dalam kepekatan gelapnya;
ku temukan kedamaian.....
walau samar!
ku temukan kedamaian.....
walau samar!
malam;
gerimis!
rembulanpun menangis;
bintang enggan berkerlip!
hanya hitam;
kelam!!
membuat rembulan menghilang?!
bintangpun tersungkur;
jatuh!
tak terkendali meluncur;
terbakar!
hancur-lebur menjadi;
serpihan abu!
gerimis!
rembulanpun menangis;
bintang enggan berkerlip!
hanya hitam;
kelam!!
membuat rembulan menghilang?!
bintangpun tersungkur;
jatuh!
tak terkendali meluncur;
terbakar!
hancur-lebur menjadi;
serpihan abu!
Selasa, 05 Agustus 2014
How Can I 4get U
"How Can I 4get U?"
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
jika setiap rintik gerimis
hanya mendatangkan kerinduan
pada warna warni pelangi
yang kau torehkan dulu!
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
jika dalam gelegar halilintar kebencian
pesona rupamu selalu nyata terpahat
menjadi berhala agung di taman hatiku!
Bagaimana aku bisa melupakanmu?
jika dalam perihnya sakit ini
hanya nama indahmu yang selalu ku sebut
laksana mantra pelipur duka-lara!
Hopeless
"Hopeless"
Musim penghujan belum juga reda
membasahi mata ini
kemarau panjang kerinduan
telah menghantui di depan mata
entahlah?
saat pancaroba kegelisahan tiba
jasad ini mungkin telah membusuk
terkena epidemi keputus-asaan dalam kesia-siaan!
..
Aku sendiri disini!
Diselimuti gelapnya malam
Dibisukan kesunyian
Dihujani derasnya kerinduan
Sedang rembulan terlalu jauh untuk ku gapai...
...
Semua telah menjadi abu!
Bara cintaku hilang,
Ditelan ego dan janji palsumu!
Terimakasih atas luka yang kau beri;
karena perihnya menginspirasi sejuta puisi!
....
aku termangu;
Membatu dalam bisu!
Rindu memahat sendu!
Nisan bertulis namamu!
Gerimis di hatiku:...Pilu!
Musim penghujan belum juga reda
membasahi mata ini
kemarau panjang kerinduan
telah menghantui di depan mata
entahlah?
saat pancaroba kegelisahan tiba
jasad ini mungkin telah membusuk
terkena epidemi keputus-asaan dalam kesia-siaan!
..
Aku sendiri disini!
Diselimuti gelapnya malam
Dibisukan kesunyian
Dihujani derasnya kerinduan
Sedang rembulan terlalu jauh untuk ku gapai...
...
Semua telah menjadi abu!
Bara cintaku hilang,
Ditelan ego dan janji palsumu!
Terimakasih atas luka yang kau beri;
karena perihnya menginspirasi sejuta puisi!
....
aku termangu;
Membatu dalam bisu!
Rindu memahat sendu!
Nisan bertulis namamu!
Gerimis di hatiku:...Pilu!
Jumat, 01 Agustus 2014
Puisi Cinta Karya Pujangga Angkatan 66
Puisi Cinta
Pujangga Angkatan 66
Setelah sedikit mengupas tentang karya
Pujangga Islam dan puisi-puisi cinta yang menjadi bagian skenario film. Berikut
akan ditampilkan beberapa puisi cinta karya Pujangga Angkatan 66.
Angkatan 66
menurut Paus Sastra Indonesia yang juga merupakan salah seorang eksponen
angkatan 66 yang bernama lengkap Hans Bague Jassin adalah
mereka-mereka yang takkala proklamasi kemerdekaan (1945) kira-kira berumur enam
tahun. Jadi tahun 1966 baru sekitar 20-an tahun. Mereka itu telah giat menulis
dalam majalah-majalah sastra dan kebudayaan sekitar tahun 1955-an seperti
Kisah, Siasat , Mimbar Indonesia , Budaya, Crita, Sastra, Konfrontasi, Basis,
Prosa dan sebagainya. Berikut adalah sebagian puisi-puisinya:
1 1.
Sapardi Djoko Darmono
“Aku
ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu!
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu!
aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada!”.
-------------------------------------------------------------------------------------
Mencintai
angin harus menjadi siut...
Mencintai air harus menjadi ricik...
Mencintai gunung harus menjadi terjal...
Mencintai api harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...
Mencintaimu harus menjadi aku!
Mencintai air harus menjadi ricik...
Mencintai gunung harus menjadi terjal...
Mencintai api harus menjadi jilat...
Mencintai cakrawala harus menebas jarak...
Mencintaimu harus menjadi aku!
2. Sutardji Calzoum Bachri
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah !
------------
Lima percik mawar
tujuh
sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puah!
kau jadi Kau!
Kasihku.
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puah!
kau jadi Kau!
Kasihku.
(
BERSAMBUNG )
Kamis, 31 Juli 2014
Puisi Dalam Film
Puisi Dalam Film
Untuk memperindah film
yang bertema romantis, puisi cinta banyak dimasukkan ke dalam skenario.
Disamping, banyaknya film yang ternyata diadopsi dari naskah-naskah drama lama
yang tentunya banyak sekali memuat puisi. Berikut adalah film-film yang
memasukkan unsur puisi dalam skenarionya:
1 1. Othello
Film ini diangkat dari naskah drama lima babak karya sastrawan William Shakespeare,
yang juga sangat populer dengan puisi-puisi romantisnya seperti: Sonnet 116, Loves
Labours Lost, dan lain-lain. Konon cerita Othello tersebut bersumber dari Hecatommithi (One Hundred Tales)
karya seorang penulis Italia bernama Giambattista Giraldi yang menggunakan nama
alias Cinthio.
Secara garis besar,
Film Othello menceritakan kisah cinta antara Othello dan Desdemona yang
berakhir tragis, dibunuhnya Desdemona sang kekasih oleh Othello sendiri.
Shakespeare tidak hanya menampilkan dialog yang menawan dalam karyanya ini,
tapi juga memasukkan syair-syair cinta yang syahdu. Seperti dibawah ini;
If I had but an hour of love,
If that be all it's given me
An hour of love; upon this earth,
I would give my love to thee
If that be all it's given me
An hour of love; upon this earth,
I would give my love to thee
...
2. Gie:
Judul film yang
merupakan nama singkat/panggilan dari Soe Hok Gie, nama Soe Hok Gie sendiri adalah
dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi. Seorang aktivis
mahasiswa yang begitu gigih dan tak kenal kompromi terkenal dengan semboyannya:
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan".
Film biografi ini menampilkan secara utuh kehidupan seorang Gie, bukan hanya kehidupan sebagai aktivisnya saja tetapi sebagai seorang remaja pecinta alam, yang juga hobby menonton dan menganalisa film, menikmati kesenian-kesenian tradisional, menghadiri pesta-pesta dan mengenai cinta juga tentunya.
Gie tidak hanya mampu membuat artikel-artikel provokatif untuk membangkitkan semangat dalam melawan rejim yang sewenang-wenang di masanya, tapi juga mampu menulis puisi-puisi cinta nan indah. Berikut adalah salah satu puisinya:
Film biografi ini menampilkan secara utuh kehidupan seorang Gie, bukan hanya kehidupan sebagai aktivisnya saja tetapi sebagai seorang remaja pecinta alam, yang juga hobby menonton dan menganalisa film, menikmati kesenian-kesenian tradisional, menghadiri pesta-pesta dan mengenai cinta juga tentunya.
Gie tidak hanya mampu membuat artikel-artikel provokatif untuk membangkitkan semangat dalam melawan rejim yang sewenang-wenang di masanya, tapi juga mampu menulis puisi-puisi cinta nan indah. Berikut adalah salah satu puisinya:
akhirnya semua
akan tiba
pada pada suatu
hari yang biasa
pada suatu
ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau
masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum
susu dan tidur yang lelap?
sambil
membenarkan letak leher kemejaku.
(kabut tipis
pun turun pelan-pelan
di lembah
kasih, lembah Mandalawangi
kau dan aku
tegak berdiri
melihat
hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi
belaian angin yang menjadi dingin)
apakah kau
masih membelaiku selembut dahulu
ketika kudekap
kau
dekaplah lebih
mesra, lebih dekat.
(lampu-lampu
berkedipan di Jakarta yang sepi
kota kita
berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya
kau dan aku
berbicara
tanpa kata,
tanpa suara
ketika malam
yang basah menyelimuti jakarta kita)
apakah kau
masih akan berkata
kudengar derap
jantungmu
kita begitu
berbeda dalam semua
kecuali dalam
cinta
(haripun
menjadi malam
Kulihat
semuanya menjadi muram
Wajah-wajah
yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa
yang tidak kita mengerti
Seperti kabut
pagi itu)
manisku, aku
akan jalan terus
membawa
kenangan-kenangan
dan
harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru.
(
Bersambung )
Langganan:
Postingan (Atom)